Selasa, 03 September 2013

Kopi Khas Sinjai Borong - Kopi Borong

DESA Bontotangnga, Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan merupakan wilayah pegunungan yang kaya tanaman kop.

Melimpahnya tanaman kopi itulah yang dimanfaatkan oleh Syamsul Bahri. Mantan guru sukarela yang pernah mengajar di sejumlah sekolah di kabupaten sinjai ini, membeli kopi milik warga untuk diolah menjadi kopi bubuk.

Ide pengolahan kopi dimulai Syamsul Bahri sejak tahun 2002 silam. Lelaki berusia 83 tahun ini memberanikan diri membuat usaha dengan modal seadanya lantaran melihat potensi kopi di desanya begitu melimpah. Bersama istrinya, Asiah, Syamsul Bahri membeli kopi dari kebun-kebun warga. Selanjutnya, ia membawa pulang ke rumah untuk diolah menjadi kopi bubuk.

“Saya melihat selama ini di borong, banyak kopi yang dihasilkan oleh petani tapi itu dimanfaatkan oleh orang luar, jadi saya mengambil inisiatif untuk melakukan proses industri apalagi dibantu oleh pemerintah dalam hal ini dinas perindustrian dan perdagangan,” ujar Syamsul Bahri.

Bahan baku yang melimpah dan tingginya permintaan kopi membuat usaha syamsul bahri terus berkembang. Kemudian mendirikan usaha dagang yang diberi merek Kopi Borong. Kini ia sudah memiliki pabrik pembuatan kopi bubuk yang cukup terkenal di Sinjai. Ia menjadi satu-satunya produsen kopi bubuk khas Sinjai Borong.
Kopi borong yang dipatenkan namanya oleh Syamsul Bahri sering diikutkan dalam ajang pameran baik di tingkat kabupaten dan provinsi. Kopi ini kerap dibawa untuk mewakili sinjai pada ajang pameran. Rasanya yang khas membuat kopi yang satu ini terus diburu konsumen.

Hingga kini, Syamsul bahri memasarkan kopinya ke toko-toko di Kabupaten Sinjai dan kabupaten lain di Sulawesi Selatan. Usaha Dagang Kopi Borong milik alumni Sekolah Menengah Teknologi Industri Makassar ini mempekerjakan sekurangnya sepuluh karyawan dengan gaji Rp.40.000,- sehari. Dalam seharinya, produksi pabrik kopi milik Syamsul Bahri mencapai 700 bungkus kopi bubuk ukuran 250 gram –omsetnya 80 hingga 100 juta setiap bulan.

Jumat, 26 Juli 2013

Isu tidak perna sederhana

Gosip barangkali sudah menjadi santapan tiap hari di layar kaca, bahkan seolah sudah mendarah daging.Gosip identik dengan mengolok - olok dan menonjolkan sisi buruk orang. Bayangkan saja jika kita dikabarkan tidak baik, padahal tidak melakukannya, tentu rasa sakit hati akan menghampiri. kebiasaan bergosip lebih baik dihilangkan karena tidak mendatangkan keuntungan, hanya akan menyita waktu - waktu emas kita. . . . .

Kamis, 25 Juli 2013

Think

Pikiran adalah suatu yang sangat luar biasa. . . ,Pikiran dapat mewujudkan apa yang anda inginkan. . .Apa yang anda pikirkan maka itu yang akan terwujud. . . .Kesuksesan ada dipikiran anda. . . .Anda yang menentukan masa depan anda. . . .

Senin, 22 Juli 2013

My words

Cara anda berfikir menentukan bagaimana anda bertindak. . . . . .

Cara anda bertindak pada gilirannya menentukan. . . . . .

Bagaimana orang lain bereaksi terhadap anda. . . . . .


Sabtu, 13 Oktober 2012

BAHAYA MEROKOK

1. Puntung rokok membutuhkan waktu 1,5 – 2,5 tahun untuk terurai dalam tanah
2. Puntung rokok dapat terurai di air tawar sekitar satu tahun dan dapat terurai di air laut/air asin     sekitar lima tahun.
3. Diperkirakan 4,5 trilliun puntung rokok dibuang tidak pada tempatnya (sembarangan) setiap tahun di seluruh dunia
4. Pada tahun 2005, sekitar 24 milliar rokok terjual di Australia. Dari jumlah ini sekitar 7 milliar puntung rokok dibuang sembarangan
5. Sekitar 100.000 ton polusi udara dihembuskan oleh perokok di New South Wales, Australia setiap tahunnya
6. Di Australia, jika tertangkap membuang puntung rokok sembarangan bisa dikenai denda hingga AUD 2000 melalui putusan pengadilan
7. Menurut survei yang dilakukan oleh Tunas Hijau pada tahun 2005, 39 dari 40 perokok di Jawa Timur membuang puntungnya di sembarangan tempat.
8. Satu puntung rokok dapat tetap menyala selama tiga jam dan menyebabkan kebakaran rumput dan semak-semak
9. Lebih dari 4500 kebakaran setiap tahun terjadi dunia yang disebabkan oleh rokok dan material perokok
10. Ketika banyak orang peduli terhadap ancaman kesehatan dari aktivitas merokok, maka perlu diketahui jug
a bahwa rokok juga sangat buruk dampaknya terhadap lingkungan hidup.
11. Puntung rokok mungkin terlihat kecil, tetapi dengan estimasi 4,5 trilliun puntung rokok yang dibuang sembarangan di seluruh dunia setiap tahun, maka bahan-bahan kimia berbahaya pun sangat meningkat.
12. Puntung rokok mengandung bahan kimia berbahaya seperti cadmium, arsenic dan timah yang secara parsial dilepaskan ke udara selama proses merokok yang menambah menurunkan kualitas udara sekitar.
13. Ketika puntung-puntung rokok dibuang, angin dan hujan membawanya ke saluran air. Kimia beracun yang dikandungnya kemudian dilarutkan pada ekosistem air dan mengancam kualitas air dan kehidupan air.
14. Puntung rokok menjadi salah satu isu penting dari jenis sampah yang dibuang sembarangan. Permasalahan sampah ini terus meningkat dengan adanya peraturan pemerintah yang melarang aktivitas merokok di dalam ruangan seperti restoran, perkantoran dan fasilitas umum.
15. Peraturan ini memaksa perokok melakukan aktivitasnya di luar ruangan, yang mengakibatkan semakin banyaknya puntung rokok dibuang sembarangan.
16. Dengan puntung rokok sekitar 4,5 trilliun yang dibuang sembarangan setiap tahunnya, tentunya hal ini akan mengurangi kualitas lingkungan hidup dan bahkan menjadi ancaman tersendiri.
17. Lokasi yang disitu banyak ditemukan puntung rokok biasanya menjadi kawasan kumuh karena akan menarik sampah jenis lain dibuang di tempat itu
18. Setelah dibuang, puntung rokok yang masih menyala bisa bertahan hingga 3 jam. Dengan 4000 bahan kimia beracun yang dikandungnya, maka hampir tiap detik selalu ada racun yang dilepaskan
19. Ketika puntung rokok dibuang pada rerumputan dan ilalang yang mengering, maka dengan sangat mudah kebakaran akan terjadi
20. Ketika hujan turun, maka puntung rokok akan sangat mudah terbawa air hujan masuk ke selokan, dan terus terbawa ke sungai, pelabuhan dan ke laut. Bahan kimia berbahaya yang dikandung puntung rokok ini dan puntung rokoknya akan menurunkan kualitas air dan mematikan kehidupan di laut
21. Burung dan hewan-hewan laut sering menganggap puntung rokok sebagai makanannya, yang mengakibatkan rusaknya saluran pencernaan makanan dan kematian.
22. Di seluruh dunia puntung rokok sering ditemukan di perut burung-burung yang mati muda, kura-kura dan hewan laut lainnya
23. Permasalahan serius lainnya adalah bahan beracun kadmium dan timah yang dikandung puntung rokok dapat larut semuanya setelah puntung rokok tersebut berada

BIMBINGAN KONSELING


BAB I
PENDAHULUAN
            Dalam perspektif pendidikan nasional, Bimbingan dan Konseling merupakan bagian yang tidak bisa dilepaskan dari sistem pendidikan di sekolah, yang bertujuan untuk membantu para siswa agar dapat mengembangkan dirinya secara optimal dan memperoleh kemandirian. Keberhasilan pelaksanaan bimbingan dan konseling setidaknya harus di dukung oleh Semua stakeholder yang ada di sekolah, dalam artian harus ada kegiatan kerja sama antar penghuni sekolah agar semua program yang telah di susun dapat di laksanakan.
            Pengorganisasian dalam pengertian umum berarti suatu bentuk kegiatan yang mengatur kerja, prosedur kerja, dan pola kerja atau mekanisme kerja kegiatan bimbingan dan konseling. Kegiatan bimbingan dan konseling tidak akan dapat di laksanakan dengan berdaya guna dan berhasil guna kalau tidak di imbangi dengan organisasi yang baik. Tanpa organisasi yang baik itu berarti tidak adanya suatu koordinasi, perencanaan, sasaran, control, serta kepemimpinan yang berwibawa, tegas dan bijaksana.
            Struktur organisasi pelayanan bimbingan dan konseling pada setiap satuan pendidikan tidak mesti sama. Masing-masing disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan yang bersangkutan.Kondisi sekolah yang tidak memiliki guru pembimbing otomatis berbeda struktur dengan sekolah yang memiliki guru pembimbing, sekolah yang hanya memiliki satu guru pembimbing otomatis berbeda dengan sekolah yang memiliki struktur organisasi profesional.Di sinilah perlu di tuntut kreatifitas dan inovasi guru pembimbing untuk mendayagunakan Sumber daya yang sedikit untuk mencapai keberhasilan program.







                                                            BAB II
                                                      PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ORGANISASI, PENGORGANISASIAN, MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI

            Hal pertama yang kita perlukan dalam studi tentang organisasi adalah definisi tentang apa yang di maksud dengan suatu organisasi. James L. Gibson c.s menyatakan bahwa
“……. Organisasi-organisasi merupakan entitas-entitas yang memungkinkan masyarakat mencapai hasil-hasil tertentu, yang tidak mungkin di laksanakan oleh individu-individu yang bertindak secara sendiri “
            Menurut Winardi Organisasi adalah merupakan sebuah sistem yang terdiri dari aneka macam elemen atau subsistem, di antara mana subsistem manusia mungkin merupakan subsistem terpenting, dan di mana terlihat bahwa masing-masing subsistem saling berinteraksi dalam upaya mencapai sasaran-sasaran atau tujuan-tujuan organisasi yang berdangkutan.
Organisasi adalah wadah yang memungkinakan masyarat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat di capai oleh individu secara sendiri-sendiri. Organisasi merupakan suatu unit terkoordinasi yang terdiri setidaknya dua orang, berfungsi mencapai satu sasaran tertentu atau serangkain sasaran .
Definisi berikut tentang perorganisasian memberikan kepada kita sebuah gambaran pendahuluan tentang makna kata tersebut :
“ …….. Organizing ..the function of gathering resources, allocating resources, and structuring task to fulfill organizational plans”
Pengorganisasian dalam Bimbingan dan konseling berarti suatu bentuk kegiatan yang mengatur kerja, prosedur kerja, dan pola kerja atau mekanisme kerja kegiatan bimbingan dan konseling. Maka oleh karena itu pihak manajemen perlu menetapkan tugas-tugas apa yang perlu di laksanakan, siapa yang harus melaksanakannya, dan siapa yang akan mengambil keputusan-keputusan tentang tugas itu.Dalam dunia nyata, banyak kondisi mempengaruhi bagaimana pengorganisasian itudi laksanakan. Aktifitas manusia yang terorganisasi timbul karena suatu :
1. Pembagian kerja yang logikal
2. Sistem koordinasi
Dalam konteks pelayanan Bimbingan dan konseling Manajemen berarti proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan aktifitas-aktifitas pelayanan Bimbingan dan konseling dan penggunaan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Untuk memisahkan definisi antara Administrasi dan Manajemen sangatlah sulit oleh sebab itu banyak ahli yang memberikan dua definisi untuk Administrasi.Mengutip pendapat Ulbert Administrasi dalam artian sempit adalah penyusunan dan pencatatan data dan informasi secara sistematis, baik internal maupun eksternal dengan maksud menyediakan keterangan serta memudahkan memperolehnya kembali secara keseluruhan. Secara luas Adminsitrasi adalah kerja sama yang di lakukan oleh sekelompok orang dan/atau organisasi berdasarkan pembagian kerja sebagaimana di tentukan dalam struktur dengan mendaya gunakan sumber daya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien



B. ORGANIGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

1.Contoh pola manjemen atau struktur organisasi pelayanan bimbingan dan konseling yang menempatkan kepala sekolah sebagai pembimbing utama :

            Pada pola manajemen atau struktur organisasi di atas kepala sekolah atau madrasah merangkap tugas selain sebagai kepala sekolah juga sebagai guru pembimbing atau sebagai petugas bimbingan utama di sekolah yang bersangkutan. Dengan pola seperti di atas, berarti sekolah yang bersangkutan belum memiliki petugas bimbingan khusus.

2.Contoh pola manajemen atau struktur organisasi pelayanan bimbingan dan konseling yang hampir sama dengan pola di atas adalah sebagai berikut :

             Pada pola di atas, kepala sekolah atau madrasah tidak bertugas sebagai pembimbing utama. Namun pola di atas juga menunjukan bahwa sekolah yang bersangkutan belum atau tidak memiliki petugas atau tenaga bimbingan khusus, karena pelayanan bimbingan dan konseling di laksanakan oleh wakil kepala sekolah urusan kesiswaan dan para wali kelas.Dengan pola di atas, wakil kepala sekolah urusan kesiswaan dan para wali kelas memiliki tugas rangkap.
3.Contoh pola manajemen atau struktur organisasi pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah yang memiliki tenaga bimbingan khusus adalah sebagai berikut :

            Pola manajemen di atas menunjukan bahwa pelayanan bimbingan dankonseling di sekolah atau madrasah yang bersangkutan di laksanakan oleh tenaga bimbingan dan konseling khusus yang tidak merangkap tugas sebagai guru atau wali kelas.
4. Berikut contoh pola manejemen pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah yang memiliki beberapa petugas BK (Profesional)

            Pada pola manajemen atau struktur organisasi pelayanan bimbingan dan konseling di atas, di tunjuk koordinator pelayanan Bimbingan dan konseling, dan koordinator menetapkan tenaga-tenaga bimbingan yang lain dan tenaga penunjang. Koordinator bertanggung jawab atas pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah yang bersangkutan.Beban tanggung jawab guru pembimbing (konselor) melaksanakan layanan bimbingan dan konseling adalah 1 : 150 siswa, sehingga jumlah konselor yang dibutuhkan pada satu sekolah adalah jumlah seluruh siswa dibagi 150. Aktivitas dapat dilakukan didalam maupun diluar kelas secara terjadwal sehingga setiap siswa memperoleh kesempatan memperoleh layanan.Lingkup materi layanan adalah layanan pribadi, sosial, belajar maupun karir.
Sesungguhnya tidak ada pola manajemen atau struktur organisasi yang baku dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Sekolah bisa merumuskan sendiri pola–pola manajemen pelayanan bimbingan dan konseling sesuai dengan sekolah masing-masing. Artinya pola manajemen pelayanan Bimbingan dan konseling mana yang akan di terapkan oleh sekolah di sesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan sekolah yang berangkutan .

C. PENGORGANISASIAN BIMBINGAN DAN KONSELING

            Perlu di pahami bahwa pengorganisasian tidak bisa di lakukan dengan asal-asalan. Pengorganisasian pada setiap satuan pendidikan hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Menyeluruh, yaitu mencakup unsur-unsur penting yang terlibat di dalam sebuah satuan pendidikan yang ditujukan bagi optimalnya bimbingan dan konseling.
b) Sederhana, maksudnya dalam pengambilan keputusan/kebijaksanaan jarak antara pengambil kebijakan dengan pelaksananya tidak terlampau panjang. keputusan dapat dengan cepat diambil tetapi dengan pertimbangan yang cermat, dan pelaksanaan layanan/ kegiatan bimbingan dan konseling terhindar dari urusan birokrasi yang tidak perlu.
c) Luwes dan terbuka, sehingga mudah menerima masukan dan upaya pengembangan yang berguna bagi pelaksanaan dan tugas-tugas organisasi, yang semuanya itu bermuara pada kepentingan seluruh peserta didik.
d) Menjamin berlangsungnya kerja sama, sehingga semua unsur dapat saling menunjang dan semua upaya serta sumber dapat dikoordinasikan demi kelancaran dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling untuk kepentingan peserta didik.
e) Menjamin terlaksananya pengawasan, penilaian dan upaya tindak lanjut, sehingga perencanaan pelaksanaan dan penilaian program bimbingan dan konseling yang berkualitas dapat terus dilakukan.
Agar pengorganisasian kegiatan bimbingan dan konseling dapat mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan bimbingan dan penyuluhan di sekolah, maka beberapa hal yang perlu di perhatikan antaranya :
a) Semua personil sekolah, meliputi kepala sekolah, wakil kepala sekolah, koordinator bimbingan dan konseling, Guru pembimbing, Guru mata pelajaran, wali kelas dan staf administrasi.
b) Mekanisme kerja, pola kerja, atau prosedur kerja bimbingan dan konseling harus tunggal sehingga siswa tidak menjadi bingung karena adanya berbagai bentuk layanan bimbingan dan konseling yang serupa dan di laksanakan oleh petugas yang berbeda
c) Tugas, tanggung jawab dan wewenang dari masing-masing petugas yang terlibat dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah harus di rinci dengan jelas, sehingga masing-masing petugas bimbingan akan dapat memahami dan mengerti kewajiban dan tanggung jawab masing-masing



D. PERSONIL PELAKSANA PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DAN TUGAS MASING-MASING
            Personil pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah segenap unsur yang terkait dalam organigram pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dengan koordinator dan guru pembimbing/ konselor sebagai pelaksana utamanya. Uraian tugas masing-masing personil tersebut adalah:
a) Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan secara menyeluruh, khususnya dalam Bimbingan dan konseling Kepala sekolah memiliki tugas sebagai berikut :
1) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pendidikan, yang meliputi kegiatan pengajaran, pelatihan, serta bimbingan dan konseling di sekolah;
2) Menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan dalam kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah;
3) Memberikan kemudahan bagi terlaksananya program bimbingan dan konseling di sekolah;
4) Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah;
5) Menetapkan koordinator guru pembimbing yang bertanggung jawab atas koordinasi pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah berdasarkan kesepakatan bersama guru pembimbing;
6) Menyiapkan surat pernyataan melakukan kegiatan bimbingan dan konseling sebagai bahan usulan angka kredit bagi guru pembimbing. Surat pernyataan ini dilampiri bukti fisik pelaksanaan tugas;
7) Mengadakan kerja sama dengan instansi lain (seperti Perusahaan/Industri, Dinas Kesehatan, kepolisian, Depag), atau para pakar yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling (seperti psikolog, dan dokter)

b) Wakil Kepala Sekolah bertugas :
1) Mengkoordinasikan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kepada semua personel sekolah.
2) Melaksanakan kebijakan pimpinan sekolah terutama dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.
3) Memberikan layanan orientasi seperti pengenalan sekolah dengan lingkungannya, tata tertib dan disiplin yang di tegakan sekolah .

c) Koordinator Bimbingan dan Konseling bertugas:
1) Mengkoordinasikan para guru pembimbing dalam: (a) memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling; (b) menyusun program bimbingan dan konseling; (c) melaksanakan program bimbingan dan konseling; (c) mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling; (d) menilai program bimbingan dan konseling; dan (e) mengadakan tindak lanjut.
2) Membuat usulan kepada kepala sekolah dan mengusahakan terpenuhinya tenaga, sarana dan prasarana;
3) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling kepada kepala sekolah

d) Konselor atau Guru Pembimbing bertugas:
1) Memasyarakatkan kegiatan bimbingan dankonseling (terutama kepada siswa).
2) Merencanakan program bimbingan dan konseling bersama kordinator BK.
3) Merumuskan persiapan kegiatan bimbingan dan konseling.
4) Melaksanakan layanan bimbingan dan konseling terhadap siswa yang menjadi tanggung jawabnya (melaksanakan layanan dasar, responsif, perencanaan individual, dan dukungan sistem).
5) Mengevaluasi proses dan hasil kegiatan layanan bimbingan dan konseling.
6) Menganalisis hasil evaluasi.
7) Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis penilaian.
8) Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling.
9) Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator guru pembimbing atau kepada kepala sekolah.
10) Menampilkan pribadi sebagai figur moral yang berakhlak mulia (seperti taat beribadah, jujur; bertanggung jawab; sabar; disiplin; respek terhadap pimpinan, kolega, dan siswa).
11) Berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan sekolah yang menunjang peningkatan mutu pendidikan di sekolah

e) Guru Mata Pelajaran bertugas :
1) Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa.
2) Melakukan kerja sama dengan guru pembimbing dalam mengidentifikasi siswa yang memerlukan bimbingan dan konseling.
3) Mengalihtangankan (merujuk) siswa yang memerlukan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing.
4) Mengadakan upaya tindak lanjut layanan bimbingan dan konseling (program perbaikan dan program pengayaan, atau remedial teaching).
5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan bimbingan dan konseling dari guru pembimbing
6) Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian layanan bimbingan dan konseling
7) Menerapkan nilai-nilai bimbingan dalam PBM atau berinteraksi dengan siswa, seperti : bersikap respek kepada semua siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, atau berpendapat, memberikan reward kepada siswa yang menampilkan perilaku/prestasi yang baik, menampilkan pribadi sebagai figur moral yang berfungsi sebagai ”uswah hasanah”.

f) Wali Kelas bertugas:
1) Membantu guru pembimbing melaksanakan layanan bimbingan dan konseling yang menjadi tanggung jawabnya.
2) Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti layanan bimbingan dan konseling.
3) Memberikan informasi tentang keadaan siswa kepada guru pembimbing untuk memperoleh layanan bimbingan dan konseling.
4) Menginformasikan kepada guru mata pelajaran tentang siswa yang perlu diperhatikan secara khusus dalam belajarnya.
g) Staf Administrasi
1) Membantu guru pembimbing (konselor) dan koordinator BK dalam mengadministrasikan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah;
2) Membantu guru pembimbing dalam menyiapkan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling.
3) Membantu guru pembimbing dalam menyiapkan sarana yang diperlukan dalam layanan bimbingan dan konseling

                                                                 BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
            Pengorganisasian Bimbingan dan konseling berarti suatu bentuk kegiatan yang mengatur kerja, prosedur kerja, dan pola kerja atau mekanisme kerja kegiatan bimbingan dan konseling. Kegiatn bimbinan dan konseling tidak akan dapat di laksanakan dengan berdaya guna dan berhasil guna kalau tidak di imbangi dengan organisasi yang baik. Tanpa organisasi yang baik itu berarti tidak adanya suatu koordinasi, perencanaan, sasaran, control, serta kepemimpinan yang berwibawa, tegas dan bijaksana.
            Oleh sebab itu sebelum melaksanakan program harus terlebih dahulu di lakukan pengorganisasian, hal ini sangat sejalan dengan fungsi manajemen Bimbingan dan konseling. Selengkap apapun program tetapi tanpa di sertai dengan pengaturan kerja yang jelas maka program yang telah di rancang itu tidak akan dapat berjalan dengan optimal bahkan bisa saja tidak berjalan karena terjadi perbenturan pola kerja. Yang perlu di garis bawahi adalah walaupun guru pembimbing memiliki tanggung jawab dalam pelaksanaan program tetapi tetap saja untuk menjalankan program harus di sertai berbagai Stake holder yang ada di sekolah seperti Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, Guru kelas, guru mata pelajaran, koordinator BK bahkan staf administrasi.

B. Saran
            Perlu di ingat bahwa makalah ini bertujuan menambah pemahaman pembaca pada khususnya Mahasiswa Bimbingan dan konseling. Mahasiswa yang di kemudian hari akan menempati pekerjaan sebagai guru pembimbing di harapkan dan di sarankan untuk terus meningkatkan berbagai kompetensi terutama yang berkaitan dengan Pengorganisasian dalam Bimbingan dan Konseling.





                                                       DAFTAR PUSTAKA

Rivai, Veithzal, 2007. Kepemimpinan dalam perilaku organisasi, Jakarta: PT Raja grafindo
persada
R, Thantawy, 1995. Manajemen Bimbingan dan konseling. Jakarta: PT Pamator pressindo
Sukardi, dewa ketut, 1995. Bimbingan dan penyuluhan. Jakarta: Rhineka cipta
,2008. Pengantar pelaksanaan program bimbingan dan konseling di
sekolah. Jakarta: Rhineka cipta
Tohirin,2008. Bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah. Jakarta: PT Raja grafindo
persada
Umar, Husein, 2004. Metode riset ilmu administrasi. Jakarta: PT Gramedia pustaka utama
Winardi, J, 2003. Teori organisasi dan pengorganisasian. Jakarta: PT Raja grafindo persada
  A. Pengertian masyarakat
Istilah masyarakat dalam bahasa inggris disebut ‘society’,sedangkan dalam bahasa arab disebut : “Syareha”
Artinya ikut serta atau saling bergauldalam istilah sosiologisnya disebut “berinteraksi”.Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentuk-bentuk aturan hidup yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan,melainkan oleh unsur-unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan.Masyarakat merupakan suatu sistem sosial atau kesatuan hidup manusia yang mempunyai banyak faktor dalam pembentukannya,sehingga banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli.
         Untuk arti yang lebih khusus masyarakat disebut pula kesatuan sosial,mempunyai ikatan-ikatan kasih sayang yang erat mirip jiwa manusia melalui kelakuan dan perbuatannya yang lahir dan melalui pengalaman batin dalam roh manusia perseorangan sendiri.Bahkan lebih superioritas merasakan sebagai sesuatu yang kokoh dan kuat,sustu perwujudan pribadi bukan didalam melainkan diluar bahkan diatas kita.
         Menurut Selo Sumardjan (1974),bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama menghasilkan kebudayaan.Sedangkan Koentlaraningrat (1982),memberikan defenisi tentang masyarakat sebagai’suatu kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terkait oleh rasa identitas yang sama”Nottingham (1954) mengetengahkan pendapatnya bahwa masyarakat adalah”setiap kelompok manusia yang hidup bekerja sama dalam waktu relatif lama dan mampu membuat keteraturan dalam hidup bersama dan menjadi sebagai satu kesatuan”.
         Definisi-definisi diatas,mendekskripsikantentang ciri masyarakat sebagai berikut :
1.manusia hidup bersama,
2.Bergaul dalam jangka waktu yang cukup lama,
3.setiap anggotanyamenyadari dirinya sebagai satu kesatuan,dan
4.Bersama-sama membangun suatukebudayaan yang menjadi pedoman dalam hidup bersama.
       Kemantapan unsur-unsur masyarakat mempengaruhi struktur sosial.Dalam hal ini sruktur sosial digambarkan sebagai adanya molekul-molekul dalam susunan yang membentuk zat yang terdiri dari bermacam-macam susunan hubungan antara individu antara individu dalam masyarakat.Berdasarkan hal tersebut maka terjadilah integrasi masyarakat dimana tindakan individu dikendalikan dan hanya akan nampak bila diabstrakkan secara induksi dari kenyataan hidup masyarakat yang kongkret.Struktur sosial yang berperan dalam integrasi masyarakat hidup lansung dibelakang individu yang bergerak kongkret menurut polanya.dapat menyelami latar belakang seluruhkehidupan suatu masyarakat dan sebagai kriteria dalam menentukan batas-batas suatu masyarakat melalui abstraksi dari kehidupan kekerabatan.



B. Komponen-komponen Masyarakat
1.   Interaksi Sosial
      Didalam suatu masyarakat selalu terjadi interaksi,faktor utama yang mempengaruhi terjadinya interaksi sosial adalah imitasi,sugesti dan simpatik.Sedangkan syarat-syarat terjadinya interaksi sosial adalah kontak sosial (Social Contact) dan komunikasi sosial (Social Communication),
       Adapun bentuk-bentuk interaksi sosial adalah kerja sama ( Cooperation ),Kompetisi ( Competition ),Komplik ( Complict ) dan akomodasi (accomodation).Kontak sosial dapat berlansung secara perorangan,perorangan dengan kelompok dan sesama kelompok.
2.   Pranata Sosial
     Pranata sosial ada juga yang menyebutnya “lembaga kemasyarakatan (social institution)”yang berarti sistem tata kelakuan yang diatur oleh nilai-nilai atau norma-norma yang berhubungan denngan aktivitas yang tujuannya untuk memenuhi kompleksitas kebutuhan dalam hidup bermasyarakat.
      Fungsi pranata sosial adalah (a) sebagai pedoman bersikap dan berperilaku dalam kehidupanbermasyarakat, (b) menjaga kebutuhan masyarakat,(c)sebagai sistem pengendalian sosiaal terhadap perilaku anggota masyarakat.
       Pranata sosial dapat diidentifikasi atau diaplikasikan dengan terlebih dulu mengetahui karakter dan bentuknya antara lain sebagai berikut
a)   Norma-norma masyarakat,meliputi
1.)           Cara-cara (usage) adalah sejumlah cara individu dalam kelompok yang selalu dilakukan antara lain; cara makan,minum dan cara berpakaian dan sebagainya yang bila tidak dilakukan mempunyai sanksi yang sangat lemah.
2.)           Kebiasaan (folkways) adalah kebiasaan memakai pakaian tertentu pula,kebiasaan melakukan upacara dan sebagainya,Norma-norma seperti ini memiliki tingkatan yang lebih tinggi daripada usage
3.)           Ketatalakuan (mores) adalah perbuatan yang mengandung nilai-nilai moral, misalnya hormat pada orang tua, sopan santun terhadap orang lain dan sebagainya. Norma ini apabila dilanggar akan mendapat celaan dari masyarakat
4.)           Adat istiadat (custom) adalah prilaku yang jelas-jelas dilarang atau tidak diperbolehkan mengerjakannya, misalnya perzinahan, pencurian dan sebagainya. Kalau norma ini dilanggar akan memperoleh sanksi yang sangat keras karena tingkatannya termasuk hukum adat.
b)  Ciri – ciri pranata sosial
         Adapun ciri – ciri dari pranata sosial, antara lain sebagai berikut :
1)  Organisasi pola – pola pemikiran (ide, gagasan) dan perilaku – perilaku (tindakan, perbuatan) yang diwujudkan dalam aktivitas beserta produknya
2)  Keberadaannya relatif sulit berubah
3)  Memiliki tujuan tertentu
4)  Memiliki sarana dan prasarana.
5)  Memiliki lambang khas sesuai dengan tujuannya, yakni sejumlah aturan baik tertuluis ataupun tidak tertulis
c)   Tipe – tipe pranata sosial
        Adapun tipe – tipe dari pranata sosial, antara lain sebagai berikut :
1)  Crascive institution, misalnya pranata yang paling primer bersumber dari adat dan agama, misalnya hak milik, adat perkawinan dan sebagainya.
2)  Enacted institution, misalnya mengenai utang piutang, pendidikan, perdagangan dan sebagainya.
3)  Basic institution and subsidiary, pertama lembaga yang memelihara tata tertib dalam masyarakat bersangkutan, misalnya keluarga, sekolah dan negara. Kedua adalah yang memiliki fungsi kurang penting seperti ; kegiatan rekreasi, kesenian dan sebagainya.
4)  General and restrited institution, misalnya agama yang secara umum diterima oleh masyarakat, sedangkan untuk agama tertentu seperti islam, kristen, hindu dan budha adalah merupakan restricted institution.
5)  Op0erative institution, menghimpun pola – pola tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga. Contohnya ; industrialisasi, sedangkan regulative institution berfungsi untuk mengawasi adat istiadat dan tata kjelakuan yang tidak langsung menjadi bagian dari lenbaga bersangkutan



C. Proses terbentuknya masyarakat
Masyarakat dapat terbentuk memulai beberapa cara, antara lain :
1.   Masyarakat terbentuk secara sengaja atau duipaksa,m misalnya suatu masyarakat atau negara yang sengaja dibentuk, masyarakat pengunsi terbentuk karena dipaksa.
2.   Masyarakat dibentuk dengan sendirinya, misalnya suku terasing, suku bangsa danb sebagainya. Kemudian masyarakat budidaya , terbentuk karena ada hubungan dengan lapangan usaha, misalnya masyarakat tani, industri dan nelayan.’
3.   Masyrakt terbentuk karena kepercaytaan atau agama, sehingga ada masyarakat muslim, masyarakat nasrani, budha dan sebagainya.

    Di samping itu ada juga kesatuan – kesatuan khusus terbentuk yang sebenarnya merupakan bagian dari masyrakat.

D. Tujuan dan manfaat memahami masyarakat
  Tujuan danb manfaat masyarakat :
1.   Untuk mebngun rasa senasib dan sepenangguhan di anatara mereka.
2.   Agar diantara sesama tertanam rasa toleransi
3.   Agar sadar bahwa di antara mereka ada saling ketergantungan.
4.   Nilai – nilai demokrasi yang tinggi antara mereka.